Mengenal Sekilas
KITAB WAHYU
Harus diakui bahwa kitab Wahyu, yang adalah kitab terakhir dalam Alkitab, merupakan kitab yang sulit untuk dimengerti. Nama atau istilah "Wahyu" artinya "penyingkapan," yakni berisikan penyingkapan tentang tujuan akhir dari sejarah. Kitab ini menegaskan bahwa beritanya dan isinya adalah berasal dari Yesus Kristus dan dari Allah Bapa (1:1,10,11; 22:16,20). Kitab ini memiliki suatu otoritas ilahi (22:18,19). Sebagai penyingkapan dari Allah, maka kitab ini dimaksudkan untuk menguatkan hamba-hambaNya (1:1).
Penulis kitab ini mengidentifikasikan dirinya sebagai Yohanes (1:1,4,9; 22:8). Ia tampaknya cukup dikenal oleh gereja-gereja di Asia Kecil (1:9). Dari sejak abad kedua masehi, para bapa gereja mengidentifikasikannya sebagai rasul Yohanes, yang adalah anak Zebedeus dan salah satu murid Yesus Kristus. Kitab ini ditulis pada masa orang-orang Kristen mengalami penganiayaan, yang kemungkinan besar adalah pada masa pemerintahan kaisar Domitianus (81-96 AD). Waktu penulisannya diduga sekitar tahun 95 AD. Penulisnya sendiri telah diasingkan ke pulau Patmos karena aktivitasnya sebagai pelayan Tuhan (1:9).
Kitab Wahyu ditujukan kepada tujuh gereja di Asia Kecil (1:4,11), yang sekarang adalah daerah sekitar Turki Barat. Setiap gereja di sana menerima teguran dan dorongan sesuai dengan kondisinya masing-masing (2:1-3:22). Penganiayaan telah dialami oleh sebagian orang Kristen (1:9; 2:9,13) dan masih akan datang lagi (2:10; 13:7-10). Para pejabat Romawi berusaha untuk memaksa orang-orang Kristen menyembah kaisar, dan ini mendatangkan kesulitan bagi orang-orang Kristen yang hanya mengakui Yesus Kristus sebagai Raja dan Tuhan. Pengajaran-pengajaran palsu dan semangat yang merosot mengakibatkan sebagian orang Kristen berkompromi dengan masyarakat sekitar yang masih belum percaya (2:2,4,14,15, 20-24; 3:1,2,15,17).
Kitab Wahyu ditulis dengan tujuan memberi kekuatan dan jaminan bagi orang-orang Kristen tersebut bahwa Kristus mengerti keadaan mereka dan Ia memanggil mereka untuk bertahan menghadapi berbagai pencobaan. Kemenangan mereka telah dijamin melalui darah anak domba (5:9,10; 12:11). Kristus akan datang segera untuk mengalahkan Setan dan para pengikutnya (19:11-20:10), dan para pengikut Kristus akan menikmati damai yang kekal di hadapan-Nya (7:15-17; 21:3,4).
Kitab Wahyu adalah suatu literatur "apokaliptik," yakni jenis literatur yang banyak memakai bahasa simbolis dalam menggambarkan peristiwa-peristiwa di masa depan menjelang akhir zaman. Adakalanya arti dari simbol-simbol tertentu diberikan (bnd. 1:20; 17:1,5,18; 21:9-10), tetapi sebagian besar yang lain tidak. Bahasa simbolisme tidak seharusnya diartikan secara harafiah, melainkan harus dicari maknanya sesuai dengan pengertian masa itu. Ciri khas yang lain adalah seringnya penggunaan angka-angka.
Secara struktur, kitab ini seperti sebuah surat. Bagian Prolog (1:1-3) menjelaskan tentang tujuan dasarnya. Ada bagian salam (1:4,5), isi surat (1:5-22:20) dan salam perpisahan (22:21). Bagian utama kitab ini, yakni 4:1-22:5, terdiri dari tujuh seri gambaran atau adegan tentang penghakiman yang masing-masing diakhiri dengan deskripsi tentang kedatangan Yesus yang kedua kali (4:1-8:1; 8:2-11:19; 12:1-14:20; 15:1-16:21; 17:1-19:10; 19:11-21; 20:1-15). Setiap gambaran ini melukiskan peperangan rohani yang sama, tetapi dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Bagian terakhir memperlihatkan visi tentang Yerusalam Baru (21:1-22:5).
Ada beberapa macam penafsiran yang berbeda terhadap kitab Wahyu, khususnya dalam menafsirkan penglihatan-penglihatan di 6:1-18:24. Golongan "Preterists" berpendapat bahwa penggenapan dari peristiwa-peristiwa itu sudah terjadi di masa lampau, yakni saat peristiwa kejatuhan Yerusalem dan/atau kejatuhan kerajaan Romawi. Golongan "Futurists" berpendapat bahwa penggenapannya adalah pada periode krisis terakhir sebelum kedatangan Yesus Kristus yang kedua. Golongan "Historicists" berpendapat bahwa 6:1-18:24 menunjukkan garis besar secara kronologis akan peristiwa-peristiwa dalam sejarah gereja mulai dari abad pertama (6:1) sampai kedatangan kedua (19:11). Golongan "Idealists" berpendapat bahwa apa yang dipaparkan dalam kitab Wahyu tidaklah menunjuk pada peristiwa-peristiwa khusus tetapi prinsip-prinsip peperangan rohani. Prinsip-prinsip itu terlihat bekerja sepanjang zaman gereja dan perwujudan-perwujudannya terulang.
Jalan yang terbaik mungkin adalah kombinasi dari beberapa pandangan tsb. Banyak bagian dari kitab Wahyu yang memiliki paling sedikit tiga aplikasi: di masa lampau (abad pertama masehi), di masa krisis terakhir menjelang akhir zaman, dan di masa kapan pun orang-orang Kristen hidup. Kitab Wahyu memiliki pelajaran-pelajaran rohani yang luas dan kebenaran-kebenaran dasar bagi orang-orang percaya di sepanjang zaman dan di segala tempat. Tema utama dari kitab ini sangatlah jelas, yakni Kristus dan para pengikutNya akan menang!
[YAH]
Bahan Bacaan Harian Minggu ke-153 01-07 Desember 2003 Pulau Patmos adalah sebuah pulau kecil yang terletak di sebelah pantai barat dari Asia Kecil dan dijadikan oleh pemerintah Romawi sebagai tempat pembuangan atau penghukuman. Angka Simbolis Kitab Wahyu memakai banyak angka secara simbolis. Misalnya, angka 7 (yang cukup sering dipakai) adalah angka kesempurnaan . | GErakan Membaca Alkitab 2001-2003 Wahyu 1-5 Kitab Wahyu dimulai dengan suatu prolog (1:1-3) yang menyatakan bahwa isi kitab ini merupakan wahyu Yesus Kristus. Hal-hal yang ditekankan adalah tentang otoritas beritanya (yang dari Allah dan Yesus Kristus), kepastian peristiwa-peristiwanya ( "harus" - ayat 1), dan pentingnya apa yang tertulis (ayat 3). Meskipun kitab Wahyu memakai bahasa simbolis, tetapi bertujuan untuk menyingkapkan kebenaran ("wahyu" = penyingkapan), bukan menyembunyikan kebenaran. Beritanya ditujukan kepada hamba-hamba-Nya, bukan segolongan orang-orang khusus. Oleh sebab itu, orang-orang percaya dipanggil untuk membaca dan mendengarkan apa yang tertulis. Setelah salam pembukaan seperti halnya pembukaan suatu surat (1:4-8), Yohanes mengemukakan penglihatan atau penyingkapan yang ia terima di suatu hari Tuhan ketika ia berada di pulau Patmos (1:9-11). Penglihatan pertama yang dilihat oleh Yohanes adalah Kristus dengan kemuliaan-Nya yang agung (1:12-20). Penglihatan tentang Yesus, yang digambarkan sebagai seorang yang "serupa Anak Manusia" (ayat 13), menyatakan identitas-Nya sebagai Hakim dan Penguasa atas gereja-Nya dan atas alam semesta (ayat 17-20). Keilahian-Nya, otoritas-Nya, dan kemenangan-Nya atas maut menjamin kemenangan akhir. Kristus adalah Tuhan dan Gembala atas gereja-Nya. Ia berjalan dan berada di antara gereja-Nya. Ia memanggil gereja-Nya untuk menjadi saksi yang membawa terang (kaki dian = gereja; 1:20). Pasal 2 dan 3 berisikan 7 surat dari Yesus Kristus kepada 7 jemaat di Asia Kecil (Efesus, Smirna, Pergamum, Tiatira, Sardis, Filadelfia, dan Laodikea). Setiap surat berisikan alamat yang dituju, gambaran Yesus Kristus sebagai pengirim, analisa (dengan pujian dan/atau teguran), nasihat, dan janji. Yesus Kristus dengan hati-hati memakai gelar-gelar tentang diri-Nya sendiri untuk dicocokkan dengan situasi setiap gereja. Misalnya, kepada gereja di Smirna yang menderita, Yesus digambarkan sebagai "yang telah mati dan hidup kembali" (2:8). Ketujuh gereja tsb memang adalah gereja-gereja yang terdapat di daerah Asia Kecil saat itu, tetapi ketujuh gereja tsb juga mewakili segala gereja di sepanjang zaman. Angka tujuh adalah angka kesempurnaan. Pasal 4 dan 5 berisikan penglihatan tentang Allah (4:1-11) dan tentang Anak Domba Allah (5:1-14) yang mengontrol segala sesuatu. Yohanes dibawa ke sorga dalam Roh untuk melihat penglihatan tentang Allah yang bertakhta sebagai Raja atas sorga dan bumi. Ia dikelilingi dan disembah oleh para malaikat-Nya. Kekuasaan-Nya dinyatakan karena Ia adalah Pencipta (4:11). Pemerintahan-Nya diwujudkan melalui Anak Domba, yang sudah memberikan nyawa-Nya untuk penebusan manusia. Gulungan kitab yang termeterai di tangan Allah hanya dapat dibuka oleh Anak Domba yang layak membukanya. [YAH] | |
Pembacaan Alkitab Minggu Ini | ||
Hari/Tanggal: Senin, 01 Desember 2003 | Wahyu 1 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Selasa, 02 Desember 2003 | Wahyu 2:1-11 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Rabu, 03 Desember 2003 | Wahyu 2:12-29 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Kamis, 04 Desember 2003 | Wahyu 3:1-13 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Jumat, 05 Desember 2003 | Wahyu 3:14-22 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Sabtu, 06 Desember 2003 | Wahyu 4 | |
Perenungan hari ini: | ||
Hari/Tanggal: Minggu, 07 Desember 2003 | Wahyu 5 | |
Perenungan hari ini: | ||
Ayat Emas:/P Wahyu 1:8 "Aku adalah Alfa dan Omega, firman Tuhan Allah, yang ada dan yang sudah ada dan yang akan datang, Yang Mahakuasa" |
Arsip
The Best Time For Reading

calendars
Chating Ria
This is Me

Mengenai Saya

- Johan Andre Serhalawan,S.Teol
- kalu udah melakukan sesuatu biasanya akan lupa ama hal lain, n yang paling sering dilakukan adalah belajar maka sering lupa ama makan....
0 komentar:
Posting Komentar