Puasa Dalam Agama Kristen Protestan Pdt. DR. Robert Setio

Puasa Dalam Agama Kristen Protestan
Pdt. DR. Robert Setio

Pengertian
Meskipun pengertian puasa tidak selalu berarti tidak makan dan minum, tetapi kali ini kita membatasi pengertian puasa ini sebagai tindakan menahan diri dari makan dan minum yang seperti biasanya dilakukan dalam hidup sehari-hari.
Dalam Alkitab
Di dalam Alkitab dapat kita temui hal-hal yang berkaitan dengan puasa atau kapan puasa dapat dilakukan dan setidaknya terdapat sebanyak 13 hal yang perlu kita cermati mengenai hal-hal yang berkaitan dengan puasa ini. Ke-13 hal tersebut adalah:
  1. Tanda seseorang dalam kesedihan yang mendalam. Contoh: Ester 4:3; yang mencerminkan reaksi orang Yahudi atas adanya undang-undang pemusnahan bangsa Yahudi oleh Raja Ahasyweros yang telah berhasil dibujuk oleh Haman; Nehemia 1:3 tentang Nehemia yang sedih ketika mendengar kehancuran Yerusalem.

  2. Untuk mendapatkan belas kasihan Tuhan (II Samuel 12:16 dst., di mana Daud berpuasa selama berhari-hari agar anaknya yang sakit dapat disembuhkan. Tetapi yang menarik justru ketika anaknya itu akhirnya mati, dan Daud malah berhenti berpuasa: ayat 20-23).

  3. Dalam menjalankan sebuah misi yang sulit (Ester 4:16: ketika Ester akan menghadap Raja untuk meminta penangguhan undang-undang pemusnahan orang Yahudi).

  4. Bisa dilakukan atas nama orang lain (Mazmur 35:13, di mana pemazmur berpuasa untuk musuh-musuhnya yang sakit meskipun para musuh pemazmur itu tidak membalas kebaikan pemazmur dengan kebaikan, tetapi dengan kejahatan).

  5. Mewakili seluruh bangsa dalam mengakui dan menyesali dosa (Daniel 9:3–19).

  6. Ketika menyadari dan menyesali dosanya (I Raja-raja 21:27 dst; di mana Ahab yang menyadari dosanya dalam hal perajaman Nabot kemudian berpuasa).

  7. Mempersiapkan Hari Tuhan dengan pengertian membersihkan diri (Yoel 1:14; 2:15. Oleh karenanya Tuhan membatalkan penghakiman (Yoel 2:12–14, juga Yunus 3:5–10).

  8. Sebelum melakukan hukuman mati terhadap seorang yang dianggap murtad (I Raja-raja 21:9; 12: Izebel memerintahkan pengikutnya untuk berpuasa sebelum merajam Nabot).

  9. Berlangsung dari matahari terbit hingga matahari terbenam (bd. II Samuel 1:12).

  10. Sifatnya total tidak makan atau hanya sebagian saja (Mazmur 35:13; Daniel 10:3).

  11. Sebagai tradisi:
    • Hari Pendamaian (the Day of Atonement: Imamat 16:29, 31: 23:27–32.
    • Zakaria 8:19 mencatat empat (4) macam hari puasa dalam setahun.
    • Di masa Perjanjian Baru ada tradisi berpuasa dua (2) kali seminggu; Lukas 18:21.
    • Gereja mula-mula memelihara tradisi itu (Kis. 13:2, 3)
    • Juga dalam gereja mula-mula puasa dilakukan ketika hendak mengutus dan menahbiskan pelayan (Kis 14:23). Pemahamannya bisa jadi diambil dari puasa yang dilakukan oleh Tuhan Yesus sendiri (Mat 4:2), yang latar belakangnya adalah pengalaman Musa ketika diminta untuk menulis Firman Tuhan pada loh batu (Kel 34:28).

  12. Teguran terhadap penyalahgunaan puasa disampaikan oleh para nabi: Yes 58.

  13. Tuhan Yesus memberikan pemahaman mengenai tradisi puasa ini: Mat. 6:16–18; pada dasarnya puasa menuntun orang pada kedamaian dan pembebasan sehingga tidak patut menjadi beban, maka Tuhan Yesus nampaknya tidak mewajibkan murid-Nya untuk berpuasa: (Mat 9:14, 15).
Tradisi gereja-gereja
Beberapa gereja hingga saat ini masih tetap mempertahankan tradisi puasa tersebut. Gereja-gereja itu adalah:
  1. Gereja Katolik (sebelum Reformasi):
    • 40 Hari sebelum Paskah, dimulai dari hari Rabu Abu. Puasa ini dimaksudkan untuk mengingat saat 40 hari Tuhan Yesus berpuasa di padang gurun sebelum dicobai oleh Iblis. Hanya boleh makan sehari.
    • Setiap hari Jumat berpuasa.
    • Menjelang Perjamuan Kudus dan Baptis, juga pada saat penahbisan pejabat gereja.
  2. Gereja Roma Katolik: sejak tahun 1966 mewajibkan puasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung saja.
  3. Gereja Ortodoks: masih mempertahankan tradisi gereja lama.
  4. Gereja-gereja Protestan pada awalnya mempertahankan puasa tetapi kemudian ditentang, terutama oleh kelompok Puritan. Sekarang ini orang Lutheran masih mempraktekkannya.
Hikmah
  • Pusat Gereja adalah Yesus Kristus, maka pertimbangan pemberlakuan puasa sudah selayaknya diarahkan pada Yesus Kristus juga. Itu berarti jika puasa dilakukan, maka tujuannya adalah mengingat dan meresapi kembali akan pengalaman Yesus Kristus.

  • Hakekat puasa adalah pembebasan diri dari nafsu manusiawi atau bisa juga dari kuasa dosa atau Iblis, maka sudah semestinya jika pertimbangan untuk mempraktekkan (atau tidak) puasa diletakkan atas dasar hakekat ini.

  • Sekalipun GKI tidak mewajibkan puasa, namun secara personal ada yang melakukannya. Bila demikian adalah penting untuk memastikan bahwa orang-orang yang menjalankan puasa ini tidak diarahkan oleh pemikiran yang justru akan membuat dirinya kehilangan damai sejahtera. Namun hal yang sama juga akan berlaku bagi orang-orang yang tidak berpuasa. Kiranya mereka tidak melakukan itu (tidak berpuasa) hanya karena tidak ada kewajiban dari gereja atau karena itu bukan tradisinya. Karena alasan semacam ini hanya akan membuat orang terjebak dalam kondisi yang dicegah oleh orang-orang yang berpuasa yaitu cara hidup yang dituntun oleh nafsu manusiawi. Nafsu manusiawi sekalipun kelihatannya memberikan kebebasan, tetapi sebenarnya justru membelenggu orang. Orang bisa kehilangan kemerdekaannya justru ketika orang ingin merdeka dari puasa yang dianggap membebani itu. (rs/rw/skt)
Disampaikan dalam program PTJ di GKI PI22 Agustus 2005

1 komentar:

Ebenhaiser mengatakan...

DR. Robert Setio, anda sebetulnya berusaha utk linglung alias bingung. Gua merasa geli dgn penjelasan seorang Doktor kayak anda, bagusnya anda mulai kuliah ulang Teologia.

Gak ada puasa yg menghilangkan damaisejahtera, klu ada ayatnya maka tunjukan ayat itu kpd saya. Saran Gua adalah anda membaca Yesaya 58 seluruhnya. GBU
=========================================

Sekalipun GKI tidak mewajibkan puasa, namun secara personal ada yang melakukannya. Bila demikian adalah penting untuk memastikan bahwa orang-orang yang menjalankan puasa ini tidak diarahkan oleh pemikiran yang justru akan membuat dirinya kehilangan damai sejahtera. Namun hal yang sama juga akan berlaku bagi orang-orang yang tidak berpuasa. Kiranya mereka tidak melakukan itu (tidak berpuasa) hanya karena tidak ada kewajiban dari gereja atau karena itu bukan tradisinya. Karena alasan semacam ini hanya akan membuat orang terjebak dalam kondisi yang dicegah oleh orang-orang yang berpuasa yaitu cara hidup yang dituntun oleh nafsu manusiawi. Nafsu manusiawi sekalipun kelihatannya memberikan kebebasan, tetapi sebenarnya justru membelenggu orang. Orang bisa kehilangan kemerdekaannya justru ketika orang ingin merdeka dari puasa yang dianggap membebani itu. (rs/rw/skt)

Posting Komentar

Arsip

The Best Time For Reading

calendars

Chating Ria


ShoutMix chat widget

This is Me

This is Me

Mengenai Saya

Foto saya
kalu udah melakukan sesuatu biasanya akan lupa ama hal lain, n yang paling sering dilakukan adalah belajar maka sering lupa ama makan....

teman-teman

Dafar Pengunjung