Liturgi atau Tata Kebaktian Hari Minggu, menurut penetapan Sinode GKI, pada butir 17, tercantum Doa Syafaat. Di belakangnya diberikan catatan dalam kurung: “dapat dilanjutkan dengan DOA BAPA KAMI,” yakni doa syafaat, yang diajarkan oleh Tuhan Yesus. Di bawah ini saya mengajak kita bersama merenungkan doa yang secara rutin kita ucapkan, dengan maksud untuk mela-kukan sharing mengenai makna bagian-bagian doa tersebut, yakni: Bapa Kami, Datanglah Kerajaanmu, Makanan Hari Ini, Pengampunan Dosa, Pencobaan, dan Lepaskanlah Kami. DOA BAPA KAMI dengan sendirinya dilihat dalam konteks pemahaman iman GKI, yang dinyatakan dan ditempatkan dalam perumusan Tata Gereja GKI, yang mulai berlaku pada tanggal 24 Agustus 2003. | Bapa Kami | Pasal 3 ayat 2 Tata Dasar (bagian dari Tata Gereja) memaparkan apa sesungguhnya Pengakuan Iman GKI. Dengan tegas dinyatakan: “Dalam persekutuan dengan Gereja Tuhan Yesus Kristus di segala abad dan tempat, GKI menerima Pengakuan Iman Rasuli” …… Dan inilah kalimat pembukaannya: “Aku percaya kepada ALLAH, BAPA YANG MAHA KUASA, KHALIK LANGIT DAN BUMI.” Itulah identitas BAPA SORGAWI! Perumusan dalam pembukaan doa Injil Matius, mengatakan: “Bapa kami yang di sorga,” sedang Lukas menyapa: “Bapa, dikuduskanlah nama-Mu.” Doa itu sudah baku dalam bahasa Indonesia sebagai: DOA BAPA KAMI, yakni mengikuti pola Matius, sehingga cenderung menjadi doa keluarga, dan dalam persekutuan kristiani. Dalam konteks itulah dijumpai butir 17, pada Tata Kebaktian Hari Minggu di GKI Pondok Indah, yang telah disinggung di atas. Mereka yang berdoa demikian dalam keluarga, menempatkan Allah Bapa sebagai Kepala Keluarga, dalam ikatan kasih sayang Ilahi. Baik Matius, maupun Lukas, mengungkapkan keagungan Allah Bapa melalui ucapan: “Dikuduskanlah nama-Mu,” dalam sikap pendoa yang memuja dan memuji Bapa Sorgawi, seraya merendahkan diri di hadapan hadirat-Nya yang kudus. | Datanglah KerajaanMu, Jadilah KehendakMu | Dalam alinea ke-dua Mukadimah Tata Gereja GKI dijumpai pernyataan: “Karya penyelamatan Allah – yang mencapai puncaknya pada Tuhan Yesus Kristus – dilakukan secara menyeluruh dan meliputi segala sesuatu menuju pemenuhan KERAJAAN ALLAH.” Bagian yang terdapat pada Injil Matius, tetapi tidak pada Lukas, ialah permohonan pendoa: “DATANGLAH KERAJAANMU.” Umat kristiani selalu merindukan tibanya Hari Tuhan, yakni: “Pemerintahan atas dunia dipegang oleh Tuhan kita dan Dia yang diurapi-Nya, dan akan memerintah sebagai raja sampai selama-lamanya.” (Wahyu 11:15). Dalam konteks itu anak-anak Tuhan mendoakan, agar: “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga.” (Mat.6:10). GKI dalam pemahaman imannya, seperti telah dikutip di atas, bahwa tanda-tanda Kerajaan Allah merupakan suatu kenyataan, kini dan di sini. Itulah pula menjadi visi dan misi Jemaat GKI Pondok Indah, ialah mengenai pemenuhan Kerajaan Allah, yakni: “Gereja Indonesia yang anggota Jemaatnya peduli pada pembaruan manusia dan lingkungan dalam rangka perwujudan misi Kerajaan Allah.” Permintaan “Datanglah Kerajaan-Mu” dan “Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga” (Mat. 6:10) diucapkan dalam satu tarikan nafas. Itulah wujud permintaan anak-anak Tuhan, yang ingin mengalami secara nyata kehadiran Kerajaan surga melalui pemberlakukan kekuasaan Bapa Surgawi dalam hidup dan kehidupan mereka, baik pribadi maupun dalam lingkup persekutuan kristiani. Dalam permintaan itu terungkap pemahaman iman kita mengenai kehadiran Kerajaan surga, kini dan di sini, yakni di jemaat GKI Pondok Indah. Bagaimana kita mengetahuinya? Alkitab adalah sumbernya (Tata Gereja GKI/Tata Dasar Pasal 3), karena Alkitab menurut pemahaman iman kita, adalah kesaksian Allah Bapa mengenai Allah Anak, melalui Roh Kudus. Itulah ajaran Trinitas, secara singkat dan padat (Mat. 28:19). | Makanan Hari Ini | Adalah benar, bahwa para pengikut Kristus tidak akan khawatir terhadap hidup mereka hari ini, atau pun di hari esok, yakni tentang apa yang dimakan atau dipakai (Mat. 6:25). Namun, Kristus terbukti memberikan prioritas khusus kepada aspek tersebut. Oleh karena itu Ia pun mengajarkan agar selalu bersandar kepada Tuhan, dan meminta serta mengandalkan-Nya mengenai apa yang dibutuhkan (Mat. 6:32-33). Ungkapan MAKANAN HARI INI bermakna kesegaran hubungan yang timbal balik dan terus menerus, sehingga tiap hari dibuka dan ditutup dengan doa kepada Bapa Sorgawi. Dapat kita bayangkan, apabila permintaan MAKANAN HARI INI diganti dengan MAKANAN TAHUN INI, tahun 2003, dan Tuhan mengabulkan doa tersebut. Bayangkan, kita terpaksa harus membangun gudang khusus untuk menyimpan pasokan makanan untuk satu tahun penuh, dengan segala konsekuensinya, termasuk perobahan frekuensi berdoa. Dalam hal ini, mungkin frekuensi doa tiap hari berobah menjadi berdoa setahun sekali, yakni hanya pada Hari Natal. Mungkin itulah sebabnya, mengapa gedung gereja GKI Pondok Indah selalu kebanjiran pengunjung pada Hari Natal, karena banyak orang yang ingin sekali menyampaikan doa tahunan mereka. | Pengampunan Dosa | Versi Matius, menurut Alkitab terjemahan LAI, memakai ungkapan pengampunan KESALAHAN, sedang dalam teks Lukas, dipakai pengampunan DOSA. Namun, dalam konstruksi kalimat yang dipakai mereka terbentuk kesan, mengenai TELAH diampuni pada versi Matius, sedang pada Lukas, mengampuni merupakan suatu KEBIASAAN. Akan tetapi, karena kesan berlandaskan perasaan, maka dengan sendirinya merupakan suatu kewajaran, apabila terdapat perbedaan antara pembaca dan penulis. Hal ini juga disebabkan oleh kepustakaan yang dipakai penulis. Yang paling utama ialah, bahwa baik dalam versi Matius, maupun Lukas, sama sekali tidak terselip pemahaman mengenai adanya harapan untuk memperoleh pahala Bapa Sorgawi, sebagai imbalan atas kerelaan mengampuni sesama manusia. Memang pemahaman demikian itu adalah sangat asing dalam iman kristiani. Karena PENGAMPUNAN DOSA merupakan anugerah Bapa Sorgawi (Sola Gracia), melalui kucuran Darah Kudus pada peristiwa Kalvari. Oleh karena kita telah diampuni, maka Kristus menghendaki, bahwa kita pun mengampuni sesama kita. | Pencobaan | Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1994, mengatakan bahwa mencoba dapat berarti menguji, misalnya menguji ketabahan. Dalam konteks DOA BAPA KAMI, PENCOBAAN, yang dimaksudkan di sini adalah dari jenis yang dilakukan Iblis, yakni dengan maksud agar dapat berakhir dengan kegagalan bagi orang percaya yang mengalaminya. Dalam keadaan kini dan di sini, setiap pengikut Kristus menyadari kelemahannya untuk jatuh ke dalam dosa. Dalam konteks itulah disampaikan permintaan agar kita dilindungi Bapa Sorgawi dari PENCOBAAN, yang dapat membawa kepada kesesatan dosa. Adalah benar, bahwa Tuhan tidak mencobai manusia (Yak.1:13). Tetapi adalah juga benar dan penting bagi setiap orang percaya untuk selalu berupaya menghindari kejahatan (1 Kor. 6:18; 1 Kor. 10:14). | Lepaskanlah Kami | Versi DOA BAPA KAMI menurut Injil Lukas berakhir dengan permintaan: “Janganlah membawa kami ke dalam pencobaan.” Tetapi Matius masih menambahkan: “...Tetapi LEPASKANLAH KAMI dari yang jahat.” Dalam hal ini, kata jahat itu bisa bermakna perbuatan yang jahat, atau bahkan menunjuk kepada Si Jahat itu sendiri, yakni Iblis, dan cengkeramannya terhadap orang percaya. Karena bahaya itulah kita berdoa kepada Bapa Sorgawi, agar bisa dilepaskan dari yang jahat. | Penutup | Dalam Alkitab terjemahan LAI mengenai doa versi Matius terdapat bagian yang diberi batasan, yakni: “Karena Engkaulah yang empunya Kerajaan dan kuasa dan kemuliaan sampai selama-lamanya. Amin.” Pada liturgi GKI Pondok Indah (menurut penetapan Sinode), redaksi itu turut diucapkan Jemaat, sebagai bagian dari DOA BAPA KAMI. Di masa gereja purba memang terdapat kebiasaan untuk memasukkan pujian (doxology) ke dalam doa, mengikuti cara yang dikenal dalam peribadatan agama Yahudi, seperti terdapat dalam 1 Taw. 29:11. Oleh karena itu dirasakan wajar untuk mengakhiri DOA BAPA KAMI, dengan menambahkan suatu doksologi, seperti dikemukakan di atas. Itulah sebabnya mengapa GKI, dalam hal ini Jemaat GKI Pondok Indah, menerima dan melanjutkan tradisi tersebut. Jakarta, 24 Juli 2003 | Kepustakaan: - Boa, Kenneth. D., & Ass., “The Open Bible,” 1985, Thomas Nelson, Nashville, USA
- Barker, Kenneth & Ass., “The NIV Study Bible,” 1985, Zondervan Publishing House, Grand Rapids, USA
- Het. Ned. Bijbelgenootschap, ‘BIJBEL,” 1980, Boekencentrum NV, `s Gravenhage, Holland
| |
0 komentar:
Posting Komentar