( kisah nyata ) MUJIZAT ITU NYATA "How much I love you"………


( kisah nyata ) MUJIZAT ITU NYATA "How much I love you"………

Kisah nyata ini terjadi di sebuah Rumah Sakit di Tennessee, USA. Seorang ibu muda, Karen namanya sedang mengandung bayinya yang ke dua. Sebagaimana layaknya para ibu, Karen membantu Michael anaknya pertama yang baru berusia 3 tahun bagi kehadiran adik bayinya. Michael senang sekali akan punya adik. Kerap kali ia menempelkan telinganya diperut ibunya. Dan karena Michael suka bernyanyi, ia pun sering menyanyi bagi adiknya yang masih diperut ibunya itu. Nampaknya Michael amat saying sama adiknya yang belum lahir itu

Tiba saatnya bagi Karen untuk melahirkan. Tapi sungguh diluar dugaan, terjadi komplikasi serius. Baru setelah perjuangan berjam-jam adik Michael dilahirkan. Seorang bayi putri yang cantik, sayang kondisinya begitu buruk sehingga dokter yang merawat dengan sedih berterus terang kepada Karen; bersiaplah jika sesuatu yang tidak kita inginkan terjadi. Karen dan suaminya berusaha menerima keadaan dengan sabar dan hanya bisa pasrah kepada yang Kuasa. Mereka bahkan sudah menyiapkan acara penguburan buat putrinya sewaktu-waktu dipanggil Tuhan. Lain halnya dengan kakaknya Michael, sejak adiknya dirawat di ICU ia merengek terus

Mami, ... aku mau nyanyi buat adik kecil! Ibunya kurang tanggap
Mami, ... aku pengen nyanyi! Karen terlalu larut dalam kesedihan dan kekuatirannya
Mami, ... aku kepengen nyanyi! Ini berulang kali diminta
Michael bahkan sambil meraung menangis. Karen tetap menganggap rengekan Michael rengekan anak kecil. Lagi pula ICU adalah daerah terlarang bagi anak-anak
Baru ketika harapan menipis, sang ibu mau mendengarkan Michael. Baik, setidaknya biar Michael melihat adiknya untuk yang terakhir kalinya. Mumpung adiknya masih hidup! Ia dicegat oleh suster didepan pintu kamar ICU. Anak kecil dilarang masuk!. Karen ragu-ragu. Tapi, suster.... suster tak mau tahu; ini peraturan! Anak kecil dilarang dibawa masuk

Karen menatap tajam suster itu, lalu katanya: Suster, sebelum menyanyi buat adiknya, Michael tidak akan kubawa pergi! Mungkin ini yang terakhir kalinya bagi Michael melihat adiknya! Suster terdiam menatap Michael dan berkata, tapi tidak boleh lebih dari lima menit

Demikianlah kemudian Michael dibungkus dengan pakaian khusus lalu dibawa masuk ke ruang ICU. Ia didekatkan pada adiknya yang sedang tergolek dalam sakratul maut. Michael menatap lekat adiknya ... lalu dari mulutnya yang kecil mungil keluarlah suara nyanyian yang nyaring "... You are my sunshine, my only sunshine, you make me happy when skies are grey ..." Ajaib! si Adik langsung memberi respon. Seolah ia sadar akan sapaan sayang dari kakaknya ….You never know, dear, How much I love you. Please don't take my sunshine away. Denyut nadinya menjadi lebih teratur. Karen dengan haru melihat dan menatapnya dengan tajam dan terus, ... terus Michael! teruskan sayang! ... bisik ibunya ... The other night, dear, as I laid sleeping, I dream, I held you in my hands ... dan sang adikpun meregang, seolah menghela napas panjang. Pernapasannya lalu menjadi teratur ... I'll always love you and make you happy, if you will only stay the same ... Sang adik kelihatan begitu tenang ... sangat tenang

Lagi sayang! bujuk ibunya sambil mencucurkan air matanya. Michael terus bernyanyi dan ... adiknya kelihatan semakin tenang, relax dan damai ... lalu tertidur lelap.
Suster yang tadinya melarang untuk masuk, kini ikut terisak-isak menyaksikan apa yang telah terjadi atas diri adik Michael dan kejadian yang baru saja ia saksikan sendiri Hari berikutnya, satu hari kemudian si adik bayi sudah diperbolehkan pulang. Para tenaga medis tak habis pikir atas kejadian yang menimpa pasien yang satu ini. Mereka hanya bisa menyebutnya sebagai sebuah therapy ajaib, dan Karen juga suaminya melihatnya sebagai Mujizat Kasih Ilahi yang luar biasa, sungguh amat luar biasa! tak bisa mengungkapkan dengan kata-kata Bagi sang adik, kehadiran Michael berarti soal hidup dan mati. Benar bahwa memang Kasih Ilahi yang menolongnya. Dan ingat Kasih Ilahi pun membutuhkan mulut kecil si Michael untuk mengatakan "How much I love you"………

MENOLAK TUHAN APA

AKIBATNYA??

Yesaya 7:18-25

Kekasih-kekasih Tuhan……

Latar belakang Perikop ini (Yes 7:18-25) merupakan bagian dari perikop besar Yes 7:1-12:6) yang mengungkapkan tentang nubuat-nubuat penting pada Zaman pemerintahan Raja Ahaz. Ahaz memerintah di tengah krisis politik dan pergolakan bangsa-bangsa yang kuat dan berkuasa dan saling silih berganti timbul dan hilang secara tragis. Di belakan krisis itu Yesaya menunjuk kepada kenyataan Kerajaan Allah yang damai dan Raja DAmai, yakni Imanuel. Inilah gambaran Yesaya 7:1-12.

Tetapi bagaimakah dengan pembacaan kita dari Yesaya 7:18-25? Pasti akan menjadi pertanyaan dalam diri kita adalah Mengapa teks pembacaan Yesaya pasal 7:18-25 berbicara mengenai hukum??? Dan mengepa Yehuda harus dihukum oleh Tuhan.??? Marilah kita menelaahnya!!!

Kekasih-kekasih Tuhan……

Yesaya 7:18-25 membagi hukuman dalam empat bagian besar yakni ayat 18-19, ayat 20, ayat21-22 dan ayat 23-25. Dua rangkaian pertama mengenai serbuan musuh-musuh, sedangkan yang kedua adalah mengenai situasi negeri yang telah diserang oleh musuh-musuh.

Kekasih-kekasih Tuhan……

Ayat 18-19 : Yehuda akan menghadapi 2 musuh adikuasa yang besar yakni Asyria dan Mesir. Yehuda akan di tindas oleh mereka. Tuhan hanya akan cukup bersiul, seperti seorang gembala kepada anjingnya, dan menguasai bangsa-bangsa besar dan menguasai mereka dan dipakai sebagai alat-Nya. Musuh-musuh tersebut digambarkan seperti ‘lalat’ dari Mesir dan “lebah” dari Asyur. Serangga-serangga tersebut pada musim-musim tertentu sangat banyak sekali di Yehuda; di bukit-bukit, hutan-hutan, lembah-lembah, jurang-jurang, batu-batu karang dan jalan-jalan. Musuh-musuh itu akan datang secara bergelombang dalam jumlah yang besar dan menduduki negeri itu, bahkan dilereng-lereng bukit yang terjal dan pagar-pagar duri, sehingga tak ada lagi tempat bersembunyi bagi orang-orang Yehuda. Seluruh negeri itu akan dikuasai total. Saudara-saudara kekasih Tuhan…pada bagian ini bagaimana kita melihat Tuhan memakai negari-negari lain untuk menghukum Yehuda karena ketidaktaatannya kepada Tuhan. Kedasyatan hukuman itu digambarkan seperti lalat dan lebah… sangat dasyat bukan!!!

Kekasih-kekasih Tuhan……

Ayat 20 : Asyur digambarkan seperti pisau cukur yang disewa. Siapakah yang menyewanya? Pada umumnya Tuhanlah yang dipandang sebagai penyewanya. Asyur memang dipakai sebagai alat Tuhan untuk sementara, maka hanya “disewa”. Asyur bukanlah Milik-Nya seperti halnya Israel yang menjadi milik-Nya. Dengan alat ini (pisau cukur) Tuhan Akan ‘mencukur’ Yehuda secara habis-habisan, dari kepala sampai pada kaki dan janggut sekalipun ( band. 2 sam 10 :4). Dengan cara simbolis demikian, Tuhan hendak merendahkan kemuliaan Yehuda dan menyerahkan mereka ke tangan musuh. Yehuda diserahkan ke tangan musuh dan dilecehkan secara pribadi juga. Yehuda tidak akan di binasakan secara Total , melainkan hanya direndahkan dan masih diberikan kesempatan untuk bertobat dan tidak lagi bersandar pada diri sendiri dan bangsa-bangsa lain.

Kekasih-kekasih Tuhan……

Ayat 21-21; melukiskan keadaan tanah dan orang-orang yang ditinggalkan dalam keadaan miskin dan kosong. Akibat dari serangan-serangan musuh, lading-ladang telah rusak dan hasilnya telah dirampas. Dalam keadaan yang amat memprihatinkan itu, ternyata masih ada sekelompok orang yang tinggal, masing-masing mempunyai seekor lembu betina dan dua ekor domba saja. Tuhan berkenan masih memelihara mereka hidup dengan dadih dan madu, seperti nenek moyang mereka pada zaman pengembaraan di padang pasir (Ulangan 6:3). Jika dikatakan bahwa air susu yand dihasilkan dari lembu itu adalah berkelimpahan, hal itu disebabkan oleh karena tidak banyak orang laen yang tidak dapat meminumnya. Saudara-saudara kita melihat gimana kedasyatan Allah menghukum Yehuda…tetapi IA menunjukkan karakter belas kasihannya kepada Yehuda agar mereka tetap bisa kembali kepada IA.

Kekasih-kekasih Tuhan……

Ayat 23-25; memberitakan tentang keadaan tanah itu. Kebun anggur yang luas dan mahal harganya, kini berubah menjadi padang rumput dan semak duri. Tempat-tempat itu menjadi kurang aman dan dihuni oleh banyak binatang sehingga menakutkan. Hanya orang-orang yang bersenjata lengkap dengan busur dan panah yang berani mendatangi tempat-tempat tersebut, entah untuk berburu atau bela diri. Di tempat-tempat yang lain, yang dulu adalah kebun anggur yang biasanya dipelihara baik dan dipagari tembok, kini berubah menjadi padang rumput yang diinjak oleh kambing dan domba (bnd. Hosea 2:11). Namun demikian tetap masih ada penghiburan dan pengharapan seperti yang dinyatakan dalam nama simbolis seperti Imanuel (ay 4).

Kekasih-kekasih Tuhan……

Kita telah melihat bagaimana kedasyatan Tuhan Allah dalam menghukum bangsa Yehuda. Bangsa Yehuda dihukum karena ketidataatannya kepada TUhan. Bangsa yang selalu menunjukka kemampuan dirinya sendiri tanpa mau mengandalkan kekuatan TUhan. Bangsa yang lebih menggantungkan dirinya kepada bangsa-bangsa lain dan bukan kepada Tuhan.. hal-hal inilah yang membuat murka Tuhan turun atas Yehuda. Bukankah kehidupan kita mirip dan bahkan hamper sama persis dengan Yehuda??

Kekasih-kekasih Tuhan……

Siapapun di dunia ini yang menolak Allah, pasti akan menerima konsekuensi dari penolakannya. Allah adalah sumber kehidupan yang kita andalkan. Ketika kita berpaling kepada manusia atau kepada apa saja yang kita andalkan dan membelakangi Allah, pasti kita akan mengalami hukuman dan kita akan kehilangan berkat-berkatNya.

Pada awalnya mungkin kita kan merasa berhasil, tapi keberhasilan diluar Tuhan adalah semu dan suatu saat ada saja yang akan menggerogoti (‘mencukur’) habis kehidupan kita. Kelimpahan itu berkat Tuhan akan lenyap dari diri kita.

Pada masa sekarang kita manusia semakin mengalami berbagai kemajuan di segala bidang kehidupan, kita harus waspada terhadap kehidupan manusia modern yang lebih mengandalkan kekuatan manusia dan teknologi dari pada mengandalkan Tuhan. Manusia berpikir “aku kan bisa tanpa Tuhan”. Buktinya aku lebih sukses daripada orang-orang yang siang malam berdoa dan membaca FirmanNya. “hati-hatilah dengan pemahaman yand demikian!! Yesus pernah berkata ; ‘Apa untungnya memperoleh seluruh dunia kalau jiwa kita binasa. Tidak ada sesuatu yang ada pada kita yang berasal dari diri kita. Semuanya adalah pemberian Tuhan, yang IA titipkan agar kita memuliakan namaNYa (Roma 11:26), oleh sebab itu marilah kita menggantungkan seluruh eksistensi kehidupan kita didunia ini hanya kepada Tuhan. Karena Dialah kita dapat merasakan semua kesuksesan dalam hidup kita. Ingatlah dan camkanlah bahwa Murka Tuhan pun tidak akan luput dari pada diri dan kehidupan kita apabila kita mengabaikan dan tidak mengandalkan TUHAN.

Kita Firman ini menjadi peringatan dan penguatan pada diri kita. Imanuel…Amin.

Misteri Bilangan Nol (0)


Ratusan tahun yang lalu, manusia hanya mengenal 9 lambang bilangan yakni 1, 2, 2, 3, 5, 6, 7, 8, dan 9. Kemudian, datang angka 0, sehingga jumlah lambang bilangan menjadi 10 buah. Tidak diketahui siapa pencipta bilangan 0, bukti sejarah hanya memperlihatkan bahwa bilangan 0 ditemukan pertama kali dalam zaman Mesir kuno. Waktu itu bilangan nol hanya sebagai lambang. Dalam zaman modern, angka nol digunakan tidak saja sebagai lambang, tetapi juga sebagai bilangan yang turut serta dalam operasi matematika. Kini, penggunaan bilangan nol telah menyusup jauh ke dalam sendi kehidupan manusia. Sistem berhitung tidak mungkin lagi mengabaikan kehadiran bilangan nol, sekalipun bilangan nol itu membuat kekacauan logika. Mari kita lihat.
Nol, penyebab komputer macet
Pelajaran tentang bilangan nol, dari sejak zaman dahulu sampai sekarang selalu menimbulkan kebingungan bagi para pelajar dan mahasiswa, bahkan masyarakat pengguna. Mengapa? Bukankah bilangan nol itu mewakili sesuatu yang tidak ada dan yang tidak ada itu ada, yakni nol. Siapa yang tidak bingung? Tiap kali bilangan nol muncul dalam pelajaran Matematika selalu ada ide yang aneh. Seperti ide jika sesuatu yang ada dikalikan dengan 0 maka menjadi tidak ada. Mungkinkah 5*0 menjadi tidak ada? (* adalah perkalian). Ide ini membuat orang frustrasi. Apakah nol ahli sulap?
Lebih parah lagi-tentu menambah bingung-mengapa 5+0=5 dan 5*0=5 juga? Memang demikian aturannya, karena nol dalam perkalian merupakan bilangan identitas yang sama dengan 1. Jadi 5*0=5*1. Tetapi, benar juga bahwa 5*0=0. Waw. Bagaimana dengan 5o=1, tetapi 50o=1 juga? Ya, sudahlah. Aturan lain tentang nol yang juga misterius adalah bahwa suatu bilangan jika dibagi nol tidak didefinisikan. Maksudnya, bilangan berapa pun yang tidak bisa dibagi dengan nol. Komputer yang canggih bagaimana pun akan mati mendadak jika tiba-tiba bertemu dengan pembagi angka nol. Komputer memang diperintahkan berhenti berpikir jika bertemu sang divisor nol.
Bilangan nol: tunawisma
Bilangan disusun berdasarkan hierarki menurut satu garis lurus. Pada titik awal adalah bilangan nol, kemudian bilangan 1, 2, dan seterusnya. Bilangan yang lebih besar di sebelah kanan dan bilangan yang lebih kecil di sebelah kiri. Semakin jauh ke kanan akan semakin besar bilangan itu. Berdasarkan derajat hierarki (dan birokrasi bilangan), seseorang jika berjalan dari titik 0 terus-menerus menuju angka yang lebih besar ke kanan akan sampai pada bilangan yang tidak terhingga. Tetapi, mungkin juga orang itu sampai pada titik 0 kembali. Bukankah dunia ini bulat? Mungkinkah? Bukankah Columbus mengatakan bahwa kalau ia berlayar terus-menerus ia akan sampai kembali ke Eropa?
Lain lagi. Jika seseorang berangkat dari nol, ia tidak mungkin sampai ke bilangan 4 tanpa melewati terlebih dahulu bilangan 1, 2, dan 3. Tetapi, yang lebih aneh adalah pertanyaan mungkinkan seseorang bisa berangkat dari titik nol? Jelas tidak bisa, karena bukankah titik nol sesuatu titik yang tidak ada? Aneh dan sulit dipercaya? Mari kita lihat lebih jauh.
Jika di antara dua bilangan atau antara dua buah titik terdapat sebuah ruas. Setiap bilangan mempunyai sebuah ruas. Jika ruas ini dipotong-potong kemudian titik lingkaran hitam dipindahkan ke tengah-tengah ruas, ternyata bilangan 0 tidak mempunyai ruas. Jadi, bilangan nol berada di awang-awang. Bilangan nol tidak mempunyai tempat tinggal alias tunawisma. Itulah sebabnya, mengapa bilangan nol harus menempel pada bilangan lain, misalnya, pada angka 1 membentuk bilangan 10, 100, 109, 10.403 dan sebagainya. Jadi, seseorang tidak pernah bisa berangkat dari angka nol menuju angka 4. Kita harus berangkat dari angka 1.
Mudah, tetapi salah
Guru meminta Ani menggambarkan sebuah garis geometrik dari persamaan 3x+7y = 25. Ani berpikir bahwa untuk mendapatkan garis itu diperlukan dua buah titik dari ujung ke ujung. Tetapi, setelah berhitung-hitung, ternyata cuma ada satu titik yang dilewati garis itu, yakni titik A(6, 1), untuk x=6 dan y=1. Sehingga Ani tidak bisa membuat garis itu. Sang guru mengingatkan supaya menggunakan bilangan nol. Ya, itulah jalan keluarnya. Pertama, berikan y=0 diperoleh x=(25-0)/3=8 (dibulatkan), merupakan titik pertama, B(8,0). Selanjutnya berikan x=0 diperoleh y=(25-3.0)/7=4 (dibulatkan), merupakan titik kedua C(0,4). Garis BC, adalah garis yang dicari. Namun, betapa kecewanya sang guru, karena garis itu tidak melalui titik A. Jadi, garis BC itu salah.
Ani membela diri bahwa kesalahan itu sangat kecil dan bisa diabaikan. Guru menyatakan bahwa bukan kecil besarnya kesalahan, tetapi manakah yang benar? Bukankah garis BC itu dapat dibuat melalui titik A? Kata guru, gunakan bilangan nol dengan cara yang benar. Bagaimana kita harus membantu Ani membuat garis yang benar itu? Mudah, kata konsultan Matematika. Mula-mula nilai 25 dalam 3x+7y harus diganti dengan hasil perkalian 3 dan 7 sehingga diperoleh 3x+7y=21.
Selanjutnya, dalam persamaan yang baru, berikan y=0 diperoleh x=21/3=7 (tanpa pembulatan) itulah titik pertama P(6,1). Kemudian berikan nilai x=0 diperoleh y=21/7 = 3 (tanpa pembulatan), itulah titik kedua Q(0, 3). Garis PQ adalah garis yang sejajar dengan garis yang dicari, yakni 3x+7y=25. Melalui titik A tarik garis sejajar dengan PQ diperoleh garis P1Q1. Nah, begitulah. Sang murid telah menemukan garis yang benar berkat bantuan bilangan nol.
Akan tetapi, sang guru masih sangat kecewa karena sebenarnya tidak ada satu garis pun yang benar. Bukankah dalam persamaan 3x1+7x2=25 hanya ada satu titik penyelesaian yakni titik A, yang berarti persamaan 3x1+7x2 itu hanya berbentuk sebuah titik? Bahkan pada persamaan 3x1+7x2=21 tidak ada sebuah titik pun yang berada dalam garis PQ. Oleh karena itu, garis PQ dalam sistem bilangan bulat, sebenarnya tidak ada. Aneh, bilangan nol telah menipu kita. Begitulah kenyataannya, sebuah persamaan tidak selalu berbentuk sebuah garis.
Bergerak, tetapi diam
Bilangan tidak hanya terdiri atas bilangan bulat, tetapi juga ada bilangan desimal antara lain dari 0,1; 0,01; 0,001; dan seterusnya sekuat-kuat kita bisa menyebutnya sampai sedemikian kecilnya. Karena sangat kecil tidak bisa lagi disebut atau tidak terhingga dan pada akhirnya dianggap nol saja. Tetapi, ide ini ternyata sempat membingungkan karena jika bilangan tidak terhingga kecilnya dianggap nol maka berarti nol adalah bilangan terkecil? Padahal, nol mewakili sesuatu yang tidak ada? Waw. Begitulah.
Berdasarkan konsep bilangan desimal dan kontinu, maka garis bilangan yang kita pakai ternyata tidak sesederhana itu karena antara dua bilangan selalu ada bilangan ke tiga. Jika seseorang melompat dari bilangan 1 ke bilangan 2, tetapi dengan syarat harus melompati terlebih dahulu ke bilangan desimal yang terdekat, bisakah? Berapakah bilangan desimal terdekat sebelum sampai ke bilangan 2? Bisa saja angka 1/2. Tetapi, anda tidak boleh melompati ke angka 1/2 karena masih ada bilangan yang lebih kecil, yakni 1/4. Seterusnya selalu ada bilangan yang lebih dekat... yakni 0,1 lalu ada 0,01, 0,001, ..., 0,000001. demikian seterusnya, sehingga pada akhirnya bilangan yang paling dekat dengan angka 1 adalah bilangan yang demikian kecilnya sehingga dianggap saja nol. Karena bilangan terdekat adalah nol alias tidak ada, maka Anda tidak pernah bisa melompat ke bilangan 2?

Hewan Laut yang Transparan (amazing bro)








Malalai Joya, Perempuan Berani Mati Afganistan


Lima kali menghadapi percobaan pembunuhan tak membuat Malalai Joya menyerah. Perempuan anggota parlemen Afganistan ini terus melawan, bahkan mengabadikan sikap perlawanannya dalam buku Raising My Voice yang tengah dipromosikan di berbagai negara.

Ketika mempromosikan bukunya di Inggris, Selasa (28/7), seperti ditulis The Telegraph, ia mengatakan, ”Kami tak menerima pendudukan asing. Tiga kali Pemerintah Inggris menduduki negeri kami dan menghadapi perlawanan dari rakyat.”

Terpilih sebagai anggota Wolesi (Loya) Jirga (parlemen nasional Afganistan), September 2005, sebagai wakil Provinsi Farah, Joya mengalami pahitnya masa pendudukan. Ketika Soviet menginvasi negerinya, dia (saat itu berusia 4 tahun) mengungsi keluar negeri pada 1982, dan bergabung dengan sejumlah warga Afganistan di kamp pengungsian di Iran, lalu pindah ke kamp pengungsian di perbatasan Pakistan.

Ia menyelesaikan pendidikan di Pakistan, dan mengajar kesusastraan kepada perempuan, saat berusia 19 tahun.

Ketika Soviet hengkang, Joya kembali ke negerinya pada 1998, saat Taliban berkuasa. Ia mendirikan klinik kesehatan, lalu perlahan menjadi penentang rezim Taliban.

”Saya tak tahu berapa hari lagi bisa hidup. Saya katakan kepada mereka yang mau membunuh suara saya, ’Saya siap kapan pun, di mana pun kamu menyerang. Kamu bisa memotong bunga, tetapi tak ada yang bisa menghentikan datangnya musim semi,” tegas Joya kepada kolumnis London Independent, Johann Hari.

Tak pernah aman

Pertama kali menginjakkan kaki di Loya Jirga, Joya mengatakan, hal pertama yang dilihat adalah barisan panjang pelanggar hak asasi manusia yang pernah dikenal di negerinya. Mereka adalah para panglima perang, penjahat perang, dan fasis.

Ia melihat orang yang mengundang Osama bin Laden ke negerinya, orang yang mengenalkan aturan hukum, yang menanamkan kebencian terhadap perempuan. Banyak di antara mereka bisa masuk ke Jirga karena mengintimidasi para pemilih atau mencurangi kertas suara. Banyak juga yang masuk dengan cara mudah, ditunjuk Hamid Karzai, yang kini menjadi Presiden Afganistan.

Para panglima perang itu tak sanggup menghadapi seorang perempuan muda yang bicara kebenaran. Mereka mencemooh, menyebutnya ”wanita tunasusila” dan ”dungu”, bahkan melemparkan botol kepadanya.

”Sejak saat itu saya tak pernah aman. Bagi para fundamentalis, seorang perempuan adalah setengah seorang lelaki. Perempuan artinya memenuhi semua keinginan lelaki, menghasilkan anak-anak, dan tinggal di rumah. Mereka tak percaya perempuan bisa membuka kedok mereka di depan mata rakyat,” ungkapnya.

Berbagai bentuk serangan dihadapi Joya, mulai dari kedatangan segerombolan fundamentalis ke rumah, berteriak hendak memerkosa dan menghabisinya. Ia lalu ditempatkan dalam perlindungan pasukan bersenjata, tetapi menolak berada di bawah perlindungan tentara AS.

Gagal dengan upaya itu, usaha pembunuhan terus dilakukan dengan menggunakan penembak gelap. Namun, Sang Pencipta masih melindungi dia. ”Saya ingin para panglima perang itu tahu, saya tak takut.”

Keberanian Joya membuahkan dukungan simpati banyak rakyat. Suatu ketika seorang nenek berusia hampir 100 tahun menggunakan kursi roda reyot mendatanginya. Dia bercerita, kehilangan dua anak lelaki, satu pada masa Soviet dan satu lagi oleh kelompok fundamentalis.

Dia mengatakan kepada Joya, ”Ketika mendengar tentang kamu, saya tahu harus menemuimu. Tuhan melindungimu, sayangku.” Nenek itu memberinya cincin emas, satu-satunya barang berharga miliknya, dan mengatakan, ”Kamu harus menerima ini. Saya telah menderita sepanjang hidup. Saya hanya ingin kamu menerima pemberian ini.”

Bukan demokrasi

Sebagai salah seorang dari sejumlah kecil orang yang terpilih melalui pemilihan umum, Joya tak ragu menyatakan, demokrasi belum ada di Afganistan. Karena itu, menjelang pemilihan presiden Afganistan, 20 Agustus nanti, dia bersuara keras dan meyakini hasilnya tak akan berbeda.

Hamid Karzai yang melindungi sejumlah panglima perang dan kepala suku yang telah menindas rakyat hampir pasti kembali terpilih.

”Pemerintah asing hanya membuang uang dan darah mereka di Afganistan. Setelah pemungutan suara, hasilnya tetap ’keledai’ yang sama, dengan kursi baru,” tegasnya.

Tak sulit membayangkan, kertas suara yang dikirim sampai ke pelosok itu hanya akan diisi para penguasa perang dan orang-orangnya. Mereka tentu memilih orang yang ”bisa melindungi” mereka, dan Karzai telah menunjukkannya.

Di wilayah yang jauh dari rasa aman, perjuangan untuk sekadar memberikan suara tak sebanding dengan nyawa yang dipertaruhkan. Meski terdaftar 17 juta pemilih, rakyat yang benar-benar bisa memberikan suara secara aman dan jujur sangat kecil jumlahnya. Sisanya adalah suara fiktif untuk keuntungan calon tertentu. Ini bukanlah demokrasi.

Ia menegaskan, semua informasi kemajuan di Afganistan setelah tumbangnya Taliban hanyalah mitos. Dalam bukunya, dia mengungkapkan, kebebasan media yang digembar-gemborkan hanya jika media tak mengkritik para panglima perang dan pejabat.

”Jika kamu menulis sesuatu mengenai dia (panglima perang yang namanya disebut dalam buku Joya), hari berikutnya kamu disiksa atau dibunuh oleh aliansi panglima perang wilayah utara,” tulisnya.

Soal kebebasan bersekolah bagi perempuan di luar ibu kota Kabul pun sama. ”Hanya 5 persen anak perempuan, menurut PBB, bisa meneruskan pendidikan hingga tingkat 12 (lulus SMA),” katanya.

Demokrasi Afganistan, kata Joya, terperangkap di antara dua musuh, yakni pasukan pendudukan yang menjatuhkan bom renteng dari udara dan di darat ada pasukan panglima perang dan Taliban dengan senjata mereka.

Perjuangan Joya masih panjang. Ia terus berjuang untuk demokrasi Afganistan di luar parlemen, sejak dihukum tak boleh hadir di parlemen mulai Mei 2007.

Joya juga terus memperjuangkan kehidupan kaum perempuan di negerinya melalui Organization of Promoting Afghan Women’s Capabilities (OPAWC) di wilayah Provinsi Herat dan Farah, di barat Afganistan. (malalaijoya.com)

Biodata

• Nama: Malalai Joya • Lahir: 25 April 1978 • Keluarga: Memiliki 3 saudara laki-laki dan 6 saudara perempuan • Pekerjaan: - Anggota parlemen mewakili Provinsi Farah pada September 2005, tetapi dikenai sanksi tak boleh menghadiri persidangan selama 3 tahun sejak Mei 2007. Ia dinilai menghina anggota parlemen lainnya - Direktur Organization of Promoting Afghan Women’s Capabilities • Pencapaian: - Ia disejajarkan dengan tokoh demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi. [KOMPAS.com]

Kampung Naga,Desa yang Tahan Gempa Hingga 10 SR


Kampung Naga,Desa yang Tahan Gempa Hingga 10 SR
Kampung Naga di Kecamatan Salawu, Kabupaten Tasikmalaya mampu bertahan dari guncangan gempa bahkan hingga diatas berkekuatan gempa pada 10 skala richter (SR).

“Tidak akan roboh, hingga gempa berkekuatan 10 skala richter,” kata kuncen Kampung Naga, Ade Suherlin, di Tasikmalaya, Jumat (4/9).

Ia menerangkan gempa yang mengguncang Tasikmalaya dengan kekuatan 7,3 skala SR tidak menghancurkan bangunan rumah penduduk Kampung Naga yang berada diantara perbukitan dan pegunungan perbatasan Tasikmalaya dan Garut.
This image has been resized. Click this bar to view the full image. The original image is sized 550x408.

Rumah penduduk Kampung Naga tetap utuh dan tidak ada kerusakan yang membuat kekhawatiran penduduk meskipun getaran gempa bumi yang terjadi Rabu (2/9) sekitar pukul 14.55 cukup terasa kuat di daerah Kampung Naga.

“Ya terasa kuat gempa itu, tapi Alhamdulillah tidak terjadi kerusakan apa-apa,” katanya.

Alasan tidak terjadinya kerusakan pada bangunan rumah penduduk Kampung Naga, kata Ade karena struktur dan pondasi bangunan didesain dengan filosofi adat Sunda yang hanya terbuat dari bambu dan kayu beratap ijuk.

“Rumahnya juga tidak pakai genting, dan saya yakin gempa besar juga tidak akan apa-apa,” katanya.

Sementara itu rumah warga Kampung Naga berjumlah 113 rumah diantaranya bale tempat perkumpulan, dan masjid, dengan jumlah penduduk sebanyak 316 orang tidak mengalami kepanikan ketika gempa terjadi.

Sementara itu di luar Kampung Naga masih satu Kecamatan Salawu, dari data Radio telekomunikasi jumlah bangunan rumah warga yang rusak berat sebanyak 80 rumah, satu masjid rusak berat.

Sedangkan korban luka-luka mencapai delapan orang, mengalami shock sebanyak enam orang, bahkan menelan korban jiwa satu orang anak-anak akibat tertimpa bangunan rumah ketika gempa melanda daerah Kecamatan Salawu.

Misteri Pasir Hisap


Pasir hidup adalah mekanisme paling unik alam semesta, ia mungkin terpendam di pantai tepi sungai atau bahkan mungkin di halaman belakang sekitarnya, dengan tenang menunggu orang-orang mendekat, membuat orang sulit maju ataupun mundur.



Pada tahun 1692, di pelabuhan Jamaika, pernah terjadi pasir hidup yang terbentuk dari larutan tanah akibat gempa, belakangan menyebabkan 1/3 kota hilang, dan tragedi yang menewaskan 2000 jiwa manusia.

Danau yang tampak tenang di selatan Inggris, fyord atau teluk sempit di Alaska yang indah tapi berbahaya dan daerah lainnya pernah terjadi peristiwa manusia terperangkap ke dalam pasir hidup.

Namun, sebagian besar orang kerap tidak pernah menjumpai pasir hidup, apalagi menyaksikan sendiri orang terperosok ke dalam pasir hidup atau mengalaminya sendiri. Kesan orang-orang terhadap pasir hidup terutama berdasarkan berbagai film yang ditontonnya. Suasana atau pemandangan yang diciptakan dalam film melukiskan pasir hidup adalah suatu momok yang dapat menghisap manusia ke lubang tak berdasar.



Akan larut jika permukan pasir hisap terganggu




Seorang ilmuwan dari Universitas Amsterdam, Belanda yakni Daniel Bonn pernah menemui seorang gembala setempat. Sang gembala menunjuk pasir hisap sambil berkata pada Bonn, bahwa pernah ada unta terperosok ke dalam kemudian lenyap tak berbekas.

Lalu segera ia melakukan penyelidikan terkait setelah kembai ke negaranya. Ia membawa sampel pasir ke Belanda dan menganalisis komposisinya. Setelah menemukan bahwa campuran tersebut terdiri atas pasir berkualitas tinggi, tanah liat, dan air garam, Bonn bersama timnya membuat tiruan pasir hisap dalam jumlah besar.

Ia mengamati dan menganalisa dengan cermat puluhan film yang melukiskan pemandangan pasir hisap yang menelan manusia itu, dan mendapati bahwa gambaran yang dilukiskan film-film ini sepenuhnya salah dan keliru.



Kemudian, di dalam laboratoriumnya, Bonn mencampurkan pasir, tanah liat dan air garam, membentuk sebuah maket pasir hidup dalam ruangan kecil untuk diteliti. Setelah percobaan secara berulang-ulang, personel peneliti yang dipimpin Bonn mendapati, bahwa perlu waktu beberapa hari untuk membuat pasir menjadi lengket.

Sebaliknya sangat mudah kalau hendak menghilangkan viskositasnya (sifat merekat), yakni cukup diberi tekanan yang pas di permukaannya. Permukaannya akan segera “larut” dengan cepat jika mendapat gangguan gerak, pasir di permukaan akan menjadi gembur (lembek), dan pasir di lapisan yang dangkal juga akan merosot ke bawah dengan cepat.

Gerakan perpindahan ini membuat benda yang bergerak di permukaan pasir tenggelam ke bawah, kemudian seiring dengan meningkatnya kedalaman penenggelaman tersebut, pasir yang jatuh ke bawah melalui gerakan perpindahan dari lapisan atas perlahan-lahan akan menyatu, lalu akan menciptakan endapan yang tebal, sehingga viskositas atau sifat merekat pasir bertambah cepat, mencegah obyek terperosok lebih jauh.


Butuh kekuatan mengangkat sebuah mobil



Menurut hasil penelitian, bahwa orang yang terperosok ke dalam pasir hisap umumnya tidak bisa bergerak, densitas pasir yang meningkat kemudian merekat di bagian anggota badan bawah yang terperosok dalam pasir hisap tersebut, membentuk tekanan yang sangat besar pada tubuh, membuat kita sangat sulit mengeluarkan tenaga.

Orang yang sangat besar tenaganya sekalipun juga sulit dalam waktu singkat bisa mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut. Setelah di kalkulasi peneliti terkait, bahwa untuk mengeluarkan satu kaki korban yang terperangkap dengan kecepatan 1 cm/ detik saja butuh kekuatan 100 ribu Newton, atau kurang lebih setara dengan kekuatan mengangkat sebuah mobil ukuran sedang.


Kecuali dibantu dengan mobil Derek, jika tidak sulit sekali mengeluarkan korban yang terperangkap dalam pasir hisap tersebut dalam waktu singkat. Hasil penelitian terkait juga menunjukan, menurut hitungan kekuatan ini, jika secara paksa menyeret korban, maka sebelum pasir hisap “melepaskan” korban yang terperangkap, tubuh korban sudah putus tertarik oleh kekuatan yang besar itu.

Resiko yang diakibatkan tindakan demikian jauh lebih berbahaya dibanding membiarkan korban tetap berada dalam pasir hisap tersebut untuk sementara waktu.

Arsip

The Best Time For Reading

calendars

Chating Ria


ShoutMix chat widget

This is Me

This is Me

Mengenai Saya

Foto saya
kalu udah melakukan sesuatu biasanya akan lupa ama hal lain, n yang paling sering dilakukan adalah belajar maka sering lupa ama makan....

teman-teman

Dafar Pengunjung